Resesi Oh Resesi

Resesi Oh Resesi

 Resesi Oh Resesi

 

resesi

Pandemi corona memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi dunia, termasuk Indonesia. Seluruh negara, tanpa terkecuali, bergelimpangan menghadapi pandemi ini. Seluruh dunia ribut akan terjadinya resesi global. Apa sebenarnya resesi itu? Simak video dibawah ini:



Lalu bagaimana dengan Indonesia saat ini?

Indonesia juga merasakan dahsyatnya dampak pandemi. Pertumbuhan ekonomi telah negatif 5,32% pada kuartal II 2020. Dilansir dari Kompas.com (1/10/2020) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribou menjelaskan, kuartal III tahun ini pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bakal mengalami perubahan di kisaran minus 2,9% hingga minus 1%.

Sementara untuk seluruh tahun 2020 diperkirakan berada di kisaran angka 1,7% sampai minus 0,6%. Dengan begitu, Indonesia dipastikan masuk jurang resesi. Seperti yang diketahui resesi adalah kondisi pertumbuhan ekonomi minus, dua kuartal berturut-turut.

Pertumbuhan negatif tersebut bersumber dari aktivitas ekonomi yang dibatasi selama pandemi. Implikasinya, investasi merosot, toko tutup, pabrik berhenti beroperasi, transportasi macet, logistik tersendat, dan perdagangan bergelimpangan.

Dampaknya akan muncul orang-orang miskin baru akibat PHK besar-besaran, hutang yang terlanjur menumpuk, kebutuhan pangan tak tercukupi dan kondisi rumah yang masih kontrak/kos. Data kemiskinan BPS mencatat pada Maret 2020 melonjak 0,56% ketimbang September 2019. Data itu, setara dengan 1,63 juta warga miskin baru, padahal pandemi baru menyergap Indonesia pada Maret 2020 dan data sudah menyatakan angka segitu banyaknya.

Apa yang bisa pemerintah lakukan?

Pemerintah selama ini sudah mencoba melakukan banyak hal. Diantaranya pemerintah terus melakukan upaya pencegahan penularan covid-19 dengan kampanye protokol kesehatan yang ketat. Juga menyediakan alat dan fasilitas medis agar pasien dapat ditangani dengan layak, termasuk berusaha menemukan vaksin.

Di bidang sosial, seluruh pemerintahan mulai dari pusat hingga daerah mendesain bantuan sosial kepada kelompok yang terdampak dengan banyak cara yaitu pembagian makanan pokok/sembako, transfer tunai, subsidi modal, dan seterusnya. Pemerintah juga membangun stimulus bagi pelaku usaha dengan subsidi bunga kredit dan restrukturisasi kredit (UMKM).

Beberapa program baru juga digelontorkan oleh pemerintah untuk memperbaiki kinerja perekonomian yaitu program banpres produktif yang disalurkan untuk pengusaha ultra mikro. Program lain yaitu subsidi gaji yang diberikan kepada 15,7juta pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.

Pemerintah harus berfokus pada empat jalur penanganan kemiskinan, yaitu fiskal, produksi, keuangan dan perdagangan. Fiskal fokus pada penduduk yang paling rentan. Pada produksi, anggaran berkonsentrasi pada pertanian dan pelaku mikro. Sektor keuangan menarget penerapan subsidi bunga dan restrukturasi kredit. Sektor perdagangan difasilitasi akses digitalisasi dan informasi produk.

Apa yang bisa kita lakukan?

Berhemat, hemat bukan berarti pelit. Hemat keuangan di tengah kondisi pandemi covid-19 yang belum tahu pasti kapan berakhir sangat penting untuk menghadapi krisis perekonomian. Pos keuangan yang tidak penting dan mendesar perlu ditunda, fokus pada kebutuhan pokok.

Persiapan dana darurat, tak seorangpun tahu apa yang terjadi di masa depan. Banyak peristiwa tak terduga yang terjadi dan tak bisa menghindarinya. Demikian juga dengan keadaan krisis ekonomi, penyiapan dana darurat sangat perlu. Rumus idealnya adalah jumlah pengeluaran bulanan dikalikan minimal 6 bulan.

Membeli produk lokal dan UMKM, adalah salah satu langkah untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang masuk jurang resesi. Sektor ini menyentuh level paling bawah dan berdampak langsung pada masyarakat sehingga berpotensi menumbuhkan ekonomi nasional. Dengan begitu aktivitas ekonomi di level bawah masih bergerak meskipun industri besar menurun.

Investasi, seorang investor selalu siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Salah satu investasi yang tetap menarik di kondisi resesi adalah investasi di pasar modal mulai reksadana hingga saham.

Mungkin bagi setiap orang, dampak yang dirasakan akibat pandemi ini berbeda-beda. Karena kemampuan dan kondisi perorangan yang berbeda pula. Ada yang sangat menderita kesusahan, ada pula yang masih baik-baik saja hingga saat ini. Tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya, karena itu, perlu kita menyiapkan dan berusaha sebaiknya. Jalan memang terjal, tapi keberhasilan hanya milik kaum yang bersabar serta terus menabur ikhtiar dan harapan.