
Subsidi Kuota? Untuk Apa?
Sistem pembelajaran daring dan segala permasalahannya, terus mengalir begitu saja hingga saat ini.
Pemerintah masih akan menerapkan sistem pembelajaran tersebut. Seolah tak ada kejelasan bagaimana solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan.Banyak kendala yang terjadi dalam melakukan pembelajaran melalui daring ini. Diantaranya adalah jaringan internet yang tidak merata, kuota internet yang terbatas karena orang tua yang tidak mampu membeli, belum lagi soal pemahaman materi yang kurang karena waktunya yang relatif singkat.
Dari beberapa permasalahan, rasanya kendala yang paling sulit adalah internet yang lemah. Karena jika internet hilang ketika guru dan murid melakukan pembelajaran daring dan terputus, maka akan menjadi sangat tidak efektif.
Kemudian kendala terbesar kedua adalah soal kuota, mayoritas orang tua menjerit keluhkan kuota internet. Sudah dari 2 bulan setelah pandemi melanda, para orang tua banyak yang berteriak akan subsidi kuota.
Bagaimana tidak, mereka juga membayar ke sekolah secara penuh tetapi fasilitas yang di dapatkan tidak sebanding karena pembelajaran hanya melalui online. Akibatnya ada beberapa sekolah yang memiliki kebijakan untuk menyediakan kuota untuk muridnya.
Dengan adanya subsidi kuota dari beberapa sekolah, membuat munculnya kecemburuan sosial bagi sekolah yang tidak menyediakan subsidi kuota. Hingga akhirnya masalah ini memuncak dan menjadi bahan pembicaraan oleh Kemendikbud dan Kominfo.
Namun, beberapa minggu terakhir seolah ada angin segar yang lewat, pasalnya pemerintah digadang-gadang akan menggelontorkan 9 triliun untuk memberikan subsidi kuota untuk pembelajaran daring.
Hal ini setidaknya sedikit menjawab persoalan kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat. Subsidi kuota tersebut setidaknya sedikit meringankan beban orang tua untuk membeli kuota internet yang terus membengkak tiap bulannya.
Akan tetapi setelah kuota itu turun, ada yang mengeluhkan juga bahwa kuota untuk non-belajar hanya sedikit. Dari total kuota 50GB, 45GB hanya digunakan untuk belajar online alias penggunaan untuk gmeet, zoom, whatsapp dan aplikasi belajar lainnya. Sedangkan 5GB untuk keperluan yang lain alias bebas.
Menurut kita, subsidi kuota tersebut sudah efektif, minimal bisa mengurangi pengeluaran bulanan hanya untuk kuota internet. Para siswa dan wali murid harus memanfaatkan kuota tersebut dengan sebaik-baiknya.
Tambahkan Komentar